A.
KONSEP SISTEM EKONOMI
1. Pengertian
Sistem dan Sistem Ekonomi
Istilah
“sistem” berasal dari perkataan “systema” (bahasa Yunani), yang dapat diartikan
sebagai: keseluruhan yang terdiri dari macam-macam bagian. Beberapa definisi
tentang sistem antara lain :
- Suatu sistem adalah seperangkat komponen, yang
saling berhubungan satu samalain, yang memiliki batas yang menseleksi baik
macamnya maupun banyaknya input yang masuk dan output yang keluar dari sistem
tersebut.
-
Sistem tersusun dari seperangkat komponen yang bekerja secara bersama-sama
untuk mencapai semua tujuan dari keseluruhan sistem tersebut.
-
Sebuah sistem dapat digambarkan sebagai sebuah kumulan dari elemen-elemenn atau
komponen-komonen dimana beberapa dari komponen tersebut saling berhubungan
secara tetap dalam jangka waktu tertentu.
Beberapa ciri dari
sebuah sistem dirumuskan antara lain sebagai berikut :
- Walaupun sistem itu mempunyai batas, akan
tetapi sistem itu bersifat terbuka, dalam arti bertinteraksi juga dengan
lingkungannya.
- Setiap sistem tidak hanya sekedar kumpulan
berbagai bagian, unsur atau komponen, melainkan merupakan satu kebulatan yang
utuh dan padu, bersifat “wholism”.
-
Setiap sistem melakukan kegiatan atau proses mengubah masukan menjadi keluaran.
(dikutip dai Amirin dalam
Suroso, 1994).
Dari beberapa
definisi dan ciri-ciri sebuah sistem dapat disimpulkan, bahwa setiap sistem
sekurang-kurangnya terdiri dari lima unsur: elemen sistem, fungsi elemen,
hubungan antar elemen, pranata (institusi) ekonomi, tujuan sistem ekonomi.
Secara singkat dan umum dapat dikatakan bahwa sistem ekonomi mencakup seluruh
proses dan kegiatan masyarakat dalam usaha memenuhi kebutuhan hidup atau
mencapai kemakmuran.
2.
Unsur-unsur Sistem Ekonomi
Elemen-elemen dalam Sistem Ekonomi antara
lain :
a) Unit-unit ekonomi seperti rumah
tangga, perusahaan, serikat buruh, instansi pemerintah dan lembaga-lembaga lain
yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi.
b) Pelaku-pelaku ekonomi seperti
konsumen, produsen, buruh, invstor dan pejabat-pejabat yang terkait.
c) Lingkungan Sumber Daya Alam (SDA)
Dan Sumber Daya Manusia (SDM), Sumber Daya Kapital (SDK), Sumber Daya Teknologi
(SDT).
3.
Fungsi Elemen Sistem Ekonomi
Masing-masing elemen (unit-unit
ekonomi, pelaku-pelaku ekonomi) mempunyai fungsi-fungsi tertentu yang harus
dijalankan selama berlangsungnya proses kegiatan ekonomi, seperti fungsi-fungsi
produksi, konsumsi, distribusi, injvestasi, regulasi. Bagaimana hasil dari
kegiatan ekonoim sanat tergantung bagaimana elemen-elemen sistem ekonomi
tersebut menjalankann fungsinya. Dalam
perjalanan fungsinya, setiap elemen bisa fungsional, bisa non fungsional atau
disfungsional.
4. Hubungan antar Elemen Sistem Ekonomi
Unit-unit ekonomi,
pelaku-pekaku ekonomi, SDA dan SDM saling berhubungan satu sama lain dalam
suatu pola hubungan tertentu, sehingga menimbulkan proses kegiatan ekonomi.
Pola-pola hubungan tergantung dari sifat hubungan antar elemen, sebab
hubungan-hubungan itu ada yang bersifat interelasi, interaksi dan
interdependensi serta hubungan
fungsional, kausal. Dengan demikian proses kegiatan ekonomi bisa berlangsung
secara efisien, tidak efisien atau produktif, kurang produktif, karena
perbedaan dalam menjalankan fungsi elemen dan pola hubungan elemen.
5. Pranata (Institusi) Ekonomi
Karena adanya hubungan antar
elemen maka timbul produk kegiatan ekonomi, yang berlangsung secara
berulang-ulang dan teratur menurut pola tertentu, sebab ada mekanisme
(prosedur) yang mengaturnya. Mekanisme atau prosedur (aturan main) yang
mengendalikan proses kegiatan ekonomi itu disebut institusi ekonomi yang
terdiri dari :
a) Norma hidup, seperti
norma agama, adat-istiadat, tradisi, etika profesi.
b)
Peraturan hidup, seperti konstitusi
(UUD), undang-undang, peraturan pemerintah (PP), Peraturan Darah (Perda),
Keputusan Presiden (Keppres), Surat Keputusan/ Surat Edaran Pejabat Resmi,
Perjanjian-perjanjian Bilateral/ Internasional.
c)
Paham Hidup, seperti pandangan hidup, cra
hidup, ideologi. (Grossman, Gregoary, 1967).
6. Tujuan Sistem Ekonomi
Tujuan sistem ekonomi
suatu bangsa atau suatu negara pada umumnya meliputi empat tugas pokok:
-
Menentukan apa, berapa banyak dan bagaimana produk-produk dan jasa-jasa yang
dibutuhkan akan dihasilkan.
-
Mengalokasikan produk nasional bruto (PNB) untuk konsumsi rumah tangga,
konsumsi masyarakat, penggantian stok modal, investasi.
-
Mendistribusikan pendapatan nasional (PN), diantara anggota masyarakat :
sebagai upah/ gaji, keuntungan perusahaan, bunga dan sewa.
-
Memelihara dan meningkatkann hubungan ekonomi dengan luar negeri. (Grossman, Gregoary, 1967).
B. PENDEKATAN MELALUI SISTEM EKONOMI
1.
Beberapa Pendekatan dalam Ilmu Ekonomi
Istilah “sistem” dapat
dipergunakan dalam pengertian bermacam-macam sesuai dengann lingkup persoalan
yang dihadapi, diantaranya adalah : Istilah “sistem” yang dipergunakan dalam
arti metode atau tata cara untuk memahami sesuatu persoalan atau sesuatu
pekerjaan. Contohnya sistem mengetik sepuluh jari, sistem modul dalam pengajaran.
Istilah
“sistem” yang menunjukkan adanya sekumpulan (himpunan) gagasan-gagasan (ide);
yang mengandung prinsip-prinsip, doktrin-doktrin, hukum-hukum, yang tersusun
terorganisasikan dalam satu kesatuan yang logik. Contohnya seperti sistemm
demokrasi liberal, sistem ekonomi kapitalis.
Istilah
sistem (sistem ekonomi) di sini dipergunakan dalam pengertian yang pertama.
Istilah sistem ekonomi yang tersusun dari lima unsur sebagaimana diuraikan di
atas digunakan sebagai konsep pendekatan, sebagai salah satuu alat analisis
dalam memahami persoalan ekonomi, khususnya memahami persoalan ekonomi
Indonesia.
Selama
ini kita telah terbiasa memahami persoalan-persoalan ekonomi dengan pendekatan
Teori Ekonomi Mikro, Teori Ekonomi Makro, Teori Keuangan dan lain-lain. Umumnya
kita belum biasa menggunakan pendekatan sistem (system approach) untuk
memahami dan memecahkan persoalan-persoalan ekonomi.
Tujuan
dari pengajaran teori pada umumnya dan teori ekonomi mikro, teori ekonomi makro
pada khususnya, yaitu inter alia, menunjukkan cara-cara untukmenangkap dan
menyederhanakan serta memecahkan permasalahan yang dihadapi secara sistematis.
Untuk maksud ini disamping perlu uraian tentang konsep-konsep guna mencari
hubungan sebab-akibat (causal) atau interdependensi antara semua
unsur-unsur yang terkandung dalam konsep itu secara verbal, dipergunakan pula
alat-alat analisa grafis dan matematis (Sudarsono, 1983).
2. Kelebihan Pendekatan Sistem Ekonomi
Beberapa dengan pendekatan
teori ekonomi yang melihat persoalan-persoalan ekonomi secara “terkotak-kotak”
maka pendekatan sistem ekonomi melihat persoalan ekonomi secara utuh, sistem
ekonomi dipandang sebagai suatu totalitas. Dengan demikian setiap persoalan
ekonomi yang kita hadapi, kita lihat secara menyeluruh – dilihat dari kelima
unsur sistem ekonomi – sehingga seluruh fakta yang berkaitan dengan persoalan
tersebut bisa terungkap secara lengkap.
Salah
satu konsep pokok dalam teori sistem adalah : “Keseluruhan bukan hanya jumlah
dari pada bagian-bagian”, (jadi keseluruhan bisa melebihi jumlah dari
bagian-bagian). Karena itu penerapan cara pendekatan sistem bisa membantu kita
mencapai suatu efek sinergistik (synergistic effect), dimana
tindakan-tindakannnnn berbagai bagian yang berbeda dalam sistem itu yang dipersatukan, menghasilkan efek yang
lebih besar dibandingkan dengan jumlah dari pada bagian-bagian yang beraneka
ragam itu.
C.
PERBANDINGAN SISTEM-SISTEM EKONOMI
Ada dua cara
penggolongan penggolongan sistem ekonomi. Pertama berdasarkan yang
mengatur mekanisme : a) Sistem ekonomi
tradisional, b) sistem ekonomi pasar, c) sistem ekonomi komando/ terpimpin. Kedua
bedasarkan yang mengatur kepemilikan aset: a) sistem ekonomi kapitalis, b)
sistem ekonomi sosialis, c) sistem ekonomi campuran (Grossman, Gregory, 1967).
1. Sistem Ekonomi Kapitalis (Kapitalisme)
a. Ciri-ciri
Kapitalisme :
- Pengakuan yang
luas atas hak-hak pribadi
Pemilikan alat-alat produksi di tangan
individu
Inidividu bebas memilih pekerjaan/ usaha yang
dipandang baik bagi dirinya.
- Perekonomian
diatur oleh mekanisme pasar
Pasar berfungsi memberikan “signal” kepda
produsen dan konsumen dalam bentuk harga-harga.
Campur tangan pemerintah diusahakan
sekecil mungkin. “The Invisible Hand” yang
mengatur perekonomian menjadi efisien.
Motif yang menggerakkan perekonomian mencari
laba
- Manusia
dipandang sebagai mahluk homo-economicus, yang selalu mengejar kepentingann
(keuntungan) sendiri.
Paham individualisme didasarkan
materialisme, warisan zaman Yunani Kuno (disebut hedonisme).
b. Kebaikan-kebaikan
Kapitalisme
a) Lebih efisien dalam
memanfaatkan sumber-sumber daya dan distribusi barang-barang.
b) Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena
adanya kebebasan melakukan segala hal yang terbaik dirinya.
c) Pengawasan politik dan sosial minimal, karena
tenaga waktu dan biaya yang diperlukan lebih kecil.
c. Kelemahan-kelemahan Kapitalisme
a) Tidak ada persaingan
sempurna. Yang ada persaingan tidak sempurna dan persaingan monopolistik.
b) Sistsem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber
secara efisien, karena adanya faktor-faktor eksternalitas (tidak
memperhitungkan yang menekan upah buruh dan lain-lain).
d. Kecenderungan Bisnis dalam Kapitalisme
Perkembangan bisnis sangat dipengaruhi
oleh sistem ekonomi yang berlaku. Kecenderungan bisnis dalam kapitalisme dewasa
ini: a) adanya spesialisasi, b) adanya produksi massa, c) adanya perusahaan
berskala besar, d) adanya perkembangan penelitian.
2. Sistem Ekonomi Sosialis (Sosialisme)
a. Ciri-ciri Sosialisme
·
Lebih mengutamakan kebersamaan (kolektivisme)
-
Masyarakat dianggap sebagai satu-satunya kenyataan sosial, sedang
individu-individu fiksi belaka.
-
Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem sosialis.
·
Peran pemerintah sangat kuat
-
Pemerintah bertindak aktif mulai dari
perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan.
-
Alat-alat produksi dan kebijaksanaan
ekonomi semuanya diatur oleh negara.
·
Sifat manusia ditentukan oleh pola
produksi
- Pola produksi (aset dikuasai
masyarakat) melahirkan kesadaran kolektivisme (masyarakat sosialis)
- Pola produksi (aset dikuasai
individu) melahirkan kesadaran individualisme (masyarakat kapitalis).
b. Kelemahan-kelemahan Sosialisme
. Teori pertentangan kelas tidak berlaku
umum
Tidak banyak kasus, hanya terjadi pada
saat revolusi industri (abad pertengahan) dan revolusi Bolsevik tahun 1917). Di India banyak kasta, tapi tidak pernah
terjadi revolusi sosial.
·
Tidak ada kebebasan memilih
pekerjaan
Maka kreativitas masyarakat tehambat,
produktivitas menurun, produksi dan perekonomian akan mandeg.
·
Tidak ada insentive untuk kerja
keras
Maka tidak ada dorongan untuk bekerja
lebih baik, prestasi dan produksi menurun, ekonomi mundur.
·
Tidak menjelaskan bagaimana
mekanisme ekonomi
·
Karl Marx hanya mengkritik
keburukan kapitalisme, tapi tidak menjelaskann mekanisme yang mengalokasikan
sumber daya di bawah sosialisme.
3.
Sosialisme tidak sama dengan komunisme
-
Sosialisme merupakan tahap persiapan ke komunisme.
-
Komunisme merupakan tahap akhir perkembangan masyarakat (The Six Major
Historical Stages): primitive communism slaery feudalism, capitalism, sosialism
dan full communism (Grossman, Gregoary, 1967).
3.
Sistem Ekonomi Campuran (Mixed Economy)
(1) Ciri-ciri Ekonomi Campuran
a)
Kedua sektor ekonomi hidup berdampingan
-
Ada kegiatan ekonomi yang dilakukan
pribadi (swasta) dan sebagian lagi (yang menyangkut hidup orang banyak)
dikelola oleh negara/ pemerintah.
b)
Interaksi ekonomi terjadi di pasar
-
Tapi di sana sini ada campur tangan pemerintah dengan berbagai
kebijaksanaan.
c)
Persaingan dalam sistem campuran
diperbolehkan
Tetapi
gerak-geriknya diawasi oleh pemerintah agar tidak mengarah saling merugikan (mencegah
konsentrasi ekonomi/ monopoli).
d) Campur Tangan Pemerintah
: Ada yang sifatnya keras,
ada yang lunak . Keras :
sifat menyeluruh, merencanakan, melaksanakan, mengawasi. Lunak : melakukan
perencanaan melalui mekanisme pasar untuk menjamin pemerataan dan keadilan.
e)
Alasan perlunya campur tangan pemerintah
-
Mencegah perusahaan-perusahaan besar
turut mempengaruhi kebijaksanaan politik dan ekonomi
-
Mencegah organisasi buruh (gabungan) menekan pengusaha dalam menentukan
harga barang
Di Indonesia Peran dan Campur Tangan
Pemerintah Indonesia didasarkan atas :
a) Amanat Konstitusi (pembukaan
UUD 1945) : memajukan kesejahteraan umum, memajukan kecerdasan kehidupan bangsa
dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
b) Pasal 33, 34, dan 27 ayat 2,
menyelenggarakan kesejahteraan sosial seluruh rakyat memalui antara lain:
-
Penguasaan cabang-cabang produksi yang
penting
-
Memelihara fakir miskin dan anak-anak terlantar
-
Penyediaan lapangan kerja. (Undang-Undang
Dasar 1945).
(2)
Sistem Ekonomi Pancasila (SEP)
1) Rumusan Mubyarto
a)
Perekonomian digerakkan oleh rangsangan
ekonomi, sosial dan moral
b) Ada kehendak masyarkaat
untuk mewujudkan pemerataan sosial ekonomi
c)
Nasionalisme selalu menjiawi
kebijaksanaan ekonomi
d)
Koperasi merupakan sokoguru perekonomian
nasional
e) Ada keseimbangan antara
sentralisme dan desentralisme dalam kebijaksanaan ekonomi.
SEP tidak liberal-kapitalistik, juga bukan
sistem ekonomi yang etastik. Meskipun demikian sistem pasar tetap mewarnai kehidupan
perekonomian (Mubyarto, 1988).
2) Rumusan Emil Salim
(mengacu pada Pancasila dan UUD 1945)
a) Sistem
Ekonomi yang khas Indonesia sebaiknya berpegang pada pokok- pokok pikiran yang
tercantum dalam Pancasila
b) Dari Pancasila, sila keadilan sosial
yang paling relevan untuk ekonomii.
Sila keadilan sosial mengandung dua makna
:
Prinsip pembagian pendapatan yang adil
Prinsip demokrasi ekonomi
c) Pembagian
pendapatann masa penjajahan tidak adil, karena ekonomi berlangsung berdasarkan free
fight liberalisme
d) Prinsip
demokrasi ekonomi ditegaskan (diatur) dalam UUD 1945 pada pasal-pasal 23, 27,
33, 34.
3)
Prinsip Dasar dalam Ekonomi Pancasila
a) Landasan Filosofis : PANCASILA
b) Landasan Konstitusional : UUD
– 1945
(1) Prinsip-prinsip Demokrasi
Ekonomi
(a) Pasal 23 : menegaskan
hak-hak DPR untuk :
- Menyetujui/ menolak RAPBN dengan
UU
- Menetapkan pajak dengan UU
- Menetapkan macam dan nilai Mata
uang dengan UU
- Memeriksa pertanggung jawaban keuangan negara (laporan BPK)
dengan UU.
(b) Pasal 27 : Menegaskan bahwa tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
(c) Pasal 34 : Faktir miskin dan anak-anak terlantar
dipelihara oleh negara
(d) Pasal 33 : Antara lain menegaskan, bahwa perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan
c) Landasan Operasional : GBHN
a.
Demokrasi pancasila dan demokrasi ekonomi
b.
Konsep “Tingal Landas” : dari ajaran WW. Rostow (the Stages of
Economic Growth) :
-
Tahap “traditional society”
(tradisonal statis
-
Tahap “precondition for take-off”
(Masa transisi)
-
Tahap “take-off” (lepas landas:
disyaratkan antara lain tingkat investasi lebih 10% PN)
-
Tahap “the drive to maturity”
(Economi sudah matang/ dewasa)
-
Tahap “The age of high mass
consumption” (konsumsi massa yang melimpah) .
c.
Trilogi Pembangunan
-
Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi
-
Pemerataan pembangunan dan hasil
pembangunan
-
Stabilitas nasional yang mantap
d. Pembangunan Jangka pNajng
dan Pembangunan Lima Tahun
e. Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN)
-
Anggaran berimbang = defisit anggaran ditutup dengan nilai lawan
-
Struktur APBN diformulasikan (sektor domestic dan foreign)
G = R
G = Df + Dd
R = Rf + Rd
Gf + Gd = Rf
+ Rd
Gd - Rd = Rf
– Gf
Dimana
:
G = goverment expenditure
R = government revenue
Gf
= foreign government
expenditure
Gd
= domestic government
expenditure
Rf
= foreign government
revenue
Rd
= domestic government
revenue
Gd
– Rd = defisit
anggaran domestic, ditutup
Rf
– Gf = surplus
anggaran foreign
Daftar
Pustaka
Winardi,
Pengantar tentang Teori Sistem dan Analisis Sistem, Bandung,
Penerbit Alumni, 1986.
Suroso, P.C., Perekonomian
Idnoensia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1994.
Grossman, Gregoary, Economic Systems, New Jersey,
Prentice Hall, Inc., 1967.
Sudarsono, Pengantar
Ekonomi Mikro, LP3ES, jakarta, 1983.
Deliarnov, Perkembangan
Pemikiran Ekonomi, PT. Raja
Grafindo.
Mubyarto, Sistem
dan Moral Ekonomi Indonesia, LP3E, Jakarta.
Salim, Emil,
“Sistem Ekonomi Pancasila”, (Kompas, 30 Juni 1966). Dalam redaksi Harian
Kompas, Penyunting, Mencari Bentuk Ekonomi Indonesia, PT. Penerbit
Gramedia, Jakarta, 1982.
Djojohadikusumo,
Soemitro, Trilogi Pembangunan dan Ekonomi Pancasila, IKPN-RI, Jakarta,
1985
Muljana, B.S., Pembangunan
Ekonomi dan Tingkat Kemajuan Ekonomi Indonesia, Penerbit FE-UI, Jakarta,
1983.
Nasution, Anwar, “Aspek Ekonomi Anggaran Belanja Negara Setelah Kenaikan
Migas”, dalam Anwar Nasutioan, Ed., Peluang dan Tantangan Pembangunan Sampai
1989, Penerbit Sinar Harapan, Jakarta, 1985
Referensi ini sangat membantu...terimakasih
BalasHapusTerimakasih !
BalasHapusReferensi yang sangant membantu aktifitas Tutor saya.
Terimakasih
BalasHapussangat membantu dalam aktivitas tuton ini
Terimakasih saya ucapkan karena referensi dapat membantu proses tutor saya
BalasHapus