BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bekerja adalah kewajiban setiap
muslim. Sebab dengan bekeja setiap muslim dapat mengaktualisasikan
kemuslimannya sebagai manusia, makluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna
dan mulia di muka bumi
Jika setiap muslim bekerja dengan
baik , maka ia sudah melakukan ibadah kepadaNya setiap pekejaan baik yang dilakukan
muslim karena Allah, berarti ia sudah melakukan kegiatan jihad fi sabilillah
فإذا
قضيت الصلوة فانتشروا فىالارض وابتغوا من فضل الله واذكروا الله كثيرا لعلكم
تفلحون
Artinya;
Apabila sudah ditunaikan shalat,maka hendaklah
kamu bertebaran di muka bumi dan carilah karunia allah dan ingatlah allah
sebanyak banyaknya supaya kamu beruntung (62:10 ).
Untuk menggapai keberuntungan hidup, tidaklah hanya cukup
tenggelam dalam masalah Ibadah Formal atau ritual saja. Tetepi hendaknya dimanifestasikan
dalam Ibadah Actual. Tafsiran ayat “ bertebaran di muka bumi” memberikan efek batin untuk menjadikan diri kita sebagai
sosok manusia yang memiliki achievement tinggi
B. Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian kerja
menurut islam?
2. Apa pekerjaan yangp paling
baik menurut agam islam?
C. Tujuan
Pembahasan
Bahwa tujuan dari
pembahasan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian kerja atau usah
menurut agama islam dan untuk mengetahui pekerjaaan yang paling baik menurut
islam
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
kerja
Kerja dalam kaitanya dengan tema ekonomi berarti sebuah
kegiatan yang dilakukan manusia dalam rangka memenuhui kebutuhan hidupnya. Hampir
di setiap sudut kehidupan kita akan menyaksikan orang yang bekerja. Mereka
melakukan aktifitas, tetapi lihatlah bahwa setiap aktifitasnya ada sesuatu yang
dikejar, ada tujuan serta usaha ( ikhtiyar ) yang sangat bersungguh- sungguh
untuk mewujudkan aktifitasnya mempunyai arti.
Walaupun demikian, tidaklah semua aktifitas
manusia dapat dikategorikan sebagai bentuk pekerjaan. Karena di dalam makna
pekerjaan terkandung tiga aspek yang harus dipenuhi, yaitu;
1)
bahwa
aktifitasnya dilakukan karena dorongan tanggung jawab ( motivasi )
2)
bahwa
apa yang dilakukan tersebut dilakkukan karena kesengajaan, sesuatu yang di
rencanakan
3)
bahwa
yang dilakukan itu, di karenakan ada sesuatu arah dan tujuan yang luhur, bukan
hanya sekedar kepuasaan biologis semata.
Disisi lain makna
“bekerja “ adalah suatu upaya sungguh-sungguh, dengan menyerahkan seluruh aset,
fikir dan dzikirnya untuk mengaktulisasikan atau menampakkan arti dirinya
sebagai hamba allah yang harus menundukkaan dunia dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari
masyarakat yang terbaik, atau dengan kata lain dapat juga kita katakan bahwa
hanya dengan bekerja manusia itu memanusiakan dirinya
bahwa
yang dimaksud dengan kualitas hidup islami adalah sebuah lingkungan yang
dilahirkan dari semangat Tauhid, yang dijabarkan dalam bentuk pekerjaan ( amal
sholih )
mengingat amal
saleh tersebut, harus bersifat actual jelas dan tampak, maka di dalam semangat
diri pribadi muslim tersebut terkandung motivasi, arah rasa dan rasio yang
seluruh itu di manifestasikan dalam bentuk tindakan ( action )
kita dapat
meringkas dalam bentuk rumusan sebagai berikut:
KHI = T, AS (M, A, R, A)
KHI = Kualitas hidup islami
T = Tauhid
AS = Amal saleh
M = Motivasi
A = Arah Tujuan ( Aim and goal/objectives )
R = Rasa dan Rasio ( fakir dan dzikir )
A = Action, Actualization
B. Bekerja
Sebagai Fitrah Manusia
Bekerja adalah
fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas manusia, sehimgga bekerja
yang didasarkan pada prinsip- prinsip Iman Tauhid bukan hanya menunjukkan
fitrah seorang muslim, tetapi sekaligus meninggikan martabat dirirnya sebagai
hamba Allah, yang mengelola seluruh alam sebagai bentuk dari cara dirinya menysukuri
kenikmatan dari Allah
Apabila bekerja
itu sebagai fitrah manusia, maka jelaslah bahwa manusia yang enggan bekerja,
malas dan tidak mendayagunakan seluruh potensi diri untuk menyatakan keimananan
dalam bentuk amal kreatif, sesunguhnya dia itu melawan fitrah dirinya sendiri,
menurunkan derajat identitas sebagai manusia, untuk kemudian runtuh dalam
kedudukan yang lebih hina dari binatang.
C. Bekerja
Sebagai Kekuatan Iman
Bekerja sebagai
manifestasi kekuatan iman. Karena doronga firman Allah yaitu;
قل يا قوم اعملوا على مكانتكم إنى عامل
فسوف تعلمون
Artinya;
Katakanlah:
hai kaumku sesuai dengan keadaanmu masing-masing. Sesungguhnya akupun bekerja,
maka kelak kamu akan mengetahui.
Ayat tersebut adalah perintah dan karenanya mempunyai
nilai hukum wajib untuk dilaksanakan. Siapapun mereka yang secara pasif berdiam
diri tidak mau berusaha untuk bekerja, maka ia telah menghujat perintah Allah,
dan sada atau tidak, sesungguhnya orang tersebut telah menggali kubur kenistaan
bagi dirinya.
Dengan kata lain seorang muslim haruslah memiliki
semangat untuk manusia yang diperhitungkan. Mampu memberikan pengaruh kepada
alam sekitarnya (rahmatan lil ‘alamin)
D. Bekerja
Untuk Mencari Karunia Allah
Bekerja untuk
mencari karunia Allah, menjebol kemiskinan meningkatkan taraf hidup dan
martabat serta harga diri adalah merupakan nilai ibadah yang esensial, karena
Nabi bersabda: “kemiskinan itu sesungguhnya lebih mendekati kepada
kekufuran’.
Konotasi dan
pengertian bekerja hendaknya jangan ditafsirkan sebagai penerima upah belaka atau jangan pula
diartikan bahwa bekerja itu adalah setara dengan bekerja secara formal
Bekerja adalah
segala aktifitas dinamis dan mempunyai tujuan untukmemmenuhi kebutuhan tertentu
(jasmani dan rohani) dan didalam mencapai tujuanya tersebut dia berupaya dengan
penuh kesunguhan untuk mewujudkan prestasi
yang optimal sebagai bukti pengabdian dirinya kepada Allah.
Dikatakan sebagai
aktifitas dinamis, mempunjyai makna bahwa seluruh kegiatan yang dilakukan
sebagai seorang muslim harus penuh dengan tantangan, tidak monoton, dan selalu
berupaya untuk mencari terobosan-terobosan baru (innovative) dan tidak merasa puas
dalam berbuat kebaikan.
Pokoknya harus
tertanam dalam keyakinan kita bahwa bekerja itu adalah amanah Allah, sehingga
ada semacam sikap mental yang tegas pada diri pribadi muslim bahwa;
1)
Karena
bekerja adalah Amanah, maka dia akan bekerja dengan kerinduan dan tujuan agar
pekerjaannya tersebut menghasilakan sesuatu yang Optimal
2)
Ada semacam kebahagian dalam
melaksanakan pekerjaan, karena dengan bekerja dia telah melaksanakan amanah
Allah
3)
Tumbuh
kreativitas untuk mengembangkan dan memperkaya dan memperluas pekerjaanya
4)
Ada rasa malu hati apabila
pekerjaanya tidak dia laksanaakan dengan baik, karena hal ini berarti sebuah
pengkhianatan terhadap amanah Allah
E. Pekerjaan Yang Paling Baik
Islam memandang kerja atau usaha (amal ) sebagai sesuatu yang sangat
penting dan merupakan kemuliaan. Islam
sangat menganjurkan pemeluknya untuk bekerja dengan giat. Banyak ayat Al-Qur’an
dan Hadist Nabi SAW yang memerintahkan untuk bekerja. Bahkan terhadap pekerjaan
manusia tuhan akan selalu memantaunya. Dan hasil dari pekerjaan itu akan di
kembalikan kepada manusia baik buruknya
ketika islam sangat menekankan kerja, lalu pekerjaan apakah yang paling
utama? Terhadap pertanyaan itu ada sebuah hadist yang menyatakan bahwa;
Pekerjaan yang paling utama
menurut Nabi Muhammad SAW adalah usaha seorang laki-laki dengan tangannya
sendiri dan semua jual beli yang bersih.
أنَّ النَّبِى صلى الله عليه وسلم سُئِلَ
أَيُّ الكَسْبِ اَطْيَبُ؟ قال : عَمَلُ
الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُوْرٍ
Hadist di atas tidak secara jelas mengkategorikan jenis
usahanya melainkan hanya menyebutkan prinsip usaha yaitu yang dilakukan oleh
tangannya sendiri dan jual bali yang bersih.
Jenis usaha yang
disebutkan di akhir ( perdagangan yang bersih ) tidak banyak menimbulka
interpretasi, karena telah jelas bahwa jual beli yang di maksud adalah jual
beli yang terhindar dari kebohongan dan sumpah palsu
Definisi
jenis usaha sendiri ada pendapat ulama’ tentang beberapa prinsip yang dapat di
jadikan sebagai karakteristik sebagai usaha yang baik yaitu;
1.
Usaha
dengan tangan sendiri, di maksud bahwa usaha tersebut disesuaikan dengan
tabi’at manusia (pekerja ) itu sendiri. Misalnya, tabi’at manusia (pekerja) itu adalah
pertanian maka yang paling baik adalah bidang pertanian. Namun istilah tersebut
juga dapat memberikan isyarat bahwa kerja yang paling baik adalah kerja yang
bersifat Independen, tidak dalam naungan orang lain, hal ini memotivasi seorang
muslim untuk menjadi Pioneer atas berbagai macam usaha
2.
Usaha
yang disertai dengan Tawakkal, maksudnya adalah setiap usaha harus disertai
dengan penyerahan diri kepada Tuhan. Usaha merupakan medan pertaruhan yang tidak bisa dipastikan
keberhasilanya. Oleh karena itu sikap tawakal dalam bekerja menjadi bagian penting
dari sebuah usaha yang baik.
3.
Usaha
dilakukan untuk menegakkan nilai-nilai islam, memberikan arti bahwa usaha itu
mesti disemangati oleh etika Islam. Isalm merekomendasikan nilai-nilai etika
seperti larangan menipu, melakukan riba, sumpah palsu, berbohang, menimbun
barang dan sebagainya. Prinsip ini menjadi salah satu prasyarat sebuah usaha
dinamakan baik, karena mentranformasikan nilai-nilai etika tersebut dalam
sebuah kerja yang dapat menghindarkan masyarakat dari kerugian salah satu
pihak.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kerja dalam
kaitanya dengan tema ekonomi berarti sebuah kegiatan yang dilakukan manusia
dalam rangka memenuhui kebutuhan hidupnya. disisi lain makna “bekerja “ adalah
suatu upaya sungguh-sungguh, dengan menyerahkan seluruh aset, fikir dan
dzikirnya untuk mengaktulisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagai hamba
allah yang harus menundukkaan dunia dan
menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik, atau dengan kata
lain dapat juga kita katakana bahwa hanya dengan bekerja manusia itu
memanusiakan dirinya
Islam memandang kerja atau usaha (amal ) sebagai sesuatu yang sangat
penting dan merupakan kemuliaan. Islam
sangat menganjurkan pemeluknya untuk bekerja dengan giat. Banyak ayat Al-Qur’an
dan Hadist Nabi SAW yang memerintahkan untuk bekerja.
ketika islam sangat menekankan kerja, lalu pekerjaan apakah yang paling
utama? Terhadap pertanyaan itu ada sebuah hadist yang menyatakan bahwa; Pekerjaan yang paling utama menurut
Nabi Muhammad adalah usaha seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan semua
jual beli yang bersih.
DAFTAR PUSTAKA
- Toto Tasmasa, Drs, Etos Kerja Pribadi Muslim, PT
Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta , 1995
-
Dede Nurrohman, M.ag, Diktat Sistem Ekonomi Islam, STAIN Tulungagung.
-
Ibnu Hajar Asqolani, Bulughul Maram, Toko Kitab Hidayah, Surabaya
Aqliyah Islamiyah adalah pola berfikir atas dasar Islam, yaitu hanya menjadikan Islam sebagai tolok ukur universal bagi pemikiran-pemikirannya tentang kehidupan. Sedangkan Nafsiyah Islamiyah adalah pola sikap yang menjadikan seluruh kecenderungannya atas dasar Islam, yaitu hanya menjadikan Islam sebagai satu-satunya tolok ukur universal pada saat memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
BalasHapus